Jum’at, 26 September 2008 23:47
Kapanlagi.com – Sebanyak 52 halte bus rapid transit (BRT) akan dibangun di Kota Semarang pada Oktober-Desember 2008 untuk mendukung rencana pengoperasian BRT di ibukota Provinsi Jawa Tengah ini.
“Sebanyak 52 titik halte disiapkan dengan rancangan satu hingga tiga pintu,” kata Kepala Bidang Perencanaan Pembangunan III Bappeda Kota Semarang, M Farchan di Semarang, Jumat (26/9).
Ia mengatakan lelang atau tender dilakukan di Jakarta dengan menggunakan APBN. Untuk pembangunan tersebut dana yang dialokasikan sebesar Rp4,9 miliar.
“Kami meminta sarana pendukung berupa halte ini sudah siap sebelum bus beroperasi,” katanya.
Menurut dia, penempatan halte dipertimbangkan berdasar tingginya potensi permintaan, seperti sekolah, rumah sakit, kantor pemerintah, pabrik, pasar dan sebagainya.
Selain itu, kata dia, juga ketersediaan lahan sesuai dimensi halte yang direncanakan, dan tidak mengganggu akses lahan di belakang halte.
Berdasar data detail engineering design (DED) koridor I Mangkang – Penggaron, antara lain halte akan dibangun di depan Pasar Mangkang, Randugarut, Jalan Pandanaran, Jalan Supriyadi, depan RRI, Dishub Kota Semarang, Taman Lele, Hanoman, Soegijapranata, Pemuda, Zebra Raya, Makro dan BLK.
Khusus halte Jalan Pemuda, akan dibuat halte dua pintu dan Simpanglima tiga pintu. Ini sebagai antisipasi besarnya potensi penumpang dari tempat itu. Sedangkan halte lainnya dibuat satu pintu.
Ia mengatakan pemkot berupaya menyerap aspirasi masyarakat untuk pemberiaan nama BRT. Hingga kini sudah ada tiga alternatif yang masuk, yaitu Trans Semarang, Trans Tugu Muda, dan Trans Pandanaran.
“Masyarakat boleh mengusulkan pendapatnya untuk nama yang akan digunakan. Meskipun untuk keputusan nama nantinya tetap di tangan Wali Kota Semarang. Kecenderungan saat ini nama yang akan digunakan mengarah pada Trans Pandanaran,” katanya.
Menurut dia, hal yang melatarbelakangi nama itu karena ketokohan Pandanaran sebagai tokoh pendiri Kota Semarang. Selain itu, di masa mendatang BRT beroperasi hingga daerah perbatasan kota, sehingga diperlukan nama yang lebih luas dari pada Trans Semarang dan Trans Tugu Muda. (kpl/rif)