HOW TO BE SUCCESS

Hendra Next Generation (WordPress.com)

Prosedur Pengamanan BPOM Dikeluhkan

Posted by HendrA pada September 27, 2008

Sabtu, 27 September 2008 05:32

Kapanlagi.com – Kalangan industri makanan dan minuman di dalam negeri mengeluhkan prosedur pengamanan yang dilakukan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dalam mengatasi masuknya produk susu asal China yang diduga terkontaminasi melamin.

Ketua Pusat Informasi Produk Industri Makanan dan Minuman (PIPIMM) Franky M. Sibarani, di Jakarta, Jumat (26/9), menilai terjadi kesimpangsiuran komunikasi pemerintah dan pelaku usaha dalam menyikapi masuknya produk susu asal China ke pasar domestik.

“Salah pengertian antara pemerintah, media, dan pelaku usaha menyebabkan kerugian di pihak industri dan konsumen,” ujar Franky yang juga menjadi salah satu Ketua Gabungan Perusahaan Makanan dan Minuman Indonesia (GAPMMI) itu.

Ia mencontohkan, Indoeskrim Meiji yang produknya berkode MD (produk yang diproduksi dalam negeri) ikut ditarik dari pasar dalam negeri, padahal produk yang ditarik kebanyakan berkode ML (produk yang diproduksi dari luar negeri).

Dirjen Industri Agro dan Kimia (IAK) Departemen Perindustrian Benny Wahyudi menilai semua produk makanan dan minuman yang telah mendapat kode MD aman. Menurut dia, produk susu yang dilarang peredaran di Indonesia oleh BPOM adalah yang berkode ML, terutama impor dari China.

“Saya jamin produk-produk dari Indonesia aman. Industri resah karena semua produk ditarik tanpa melihat kodenya MD/ML. Pertumbuhan industri makanan bisa sakit kalau ini terus berlanjut,” ujar Benny.

Ia mengatakan sejak September 2007 importir produsen sudah menghentikan impor susu dari China, sehingga makanya angka impornya turun pada 2008.

“BPOM menganggap perusahaan masih memakai izin impor, tapi, misalnya Nestle bilang dia tidak menggunakan izin itu dan tidak mengedarkan. Masalahnya oleh BPOM selama izin impor tidak dicabut, produk dianggap masih beredar,” katanya.

Produsen sendiri, lanjut dia, menahan izin impor tersebut, karena proses memperoleh izin impor susah. “Dia (produsen) juga harus jaga-jaga kalau nanti pasar bagus, dia keluarkan produknya. Mungkin produk yang dia tahan itu tidak laku di pasar,” katanya. (kpl/rif)

Tinggalkan komentar